Advertisement
Wow! Indonesia Punya Potensi Biomassa Sangat Besar, Bisa Hasilkan Listrik 56,97 GW
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengklaim Indonesia punya potensi bioenergi bersumber dari biomassa yang sangat besar, setara dengan 56,97 Gigawatt (GW) listrik.
Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Strategi Percepatan Penerapan Energi Transisi dan Pengembangan Infrastruktur Energi, Ego Syahrial mengatakan pada 2060 Indonesia akan membangun lebih dari 700 GW pembangkit energi terbarukan, di mana 60 GW berasal dari pembangkit listrik bioenergi.
Advertisement
Bioenergi bisa menggantikan energi fosil dalam hampir semua bidang, seperti transportasi, ketenagalistrikan, industri, dan rumah tangga. Pemanfaatan bioenergi terutama produk biomassa dapat menjadi sumber energi yang lebih baik untuk meningkatkan rasio elektrifikasi dan diproyeksikan dapat membantu meningkatkan ketahanan energi nasional.
"Indonesia mempunyai potensi bioenergi sumber biomassa yang sangat besar yaitu setara dengan 56,97 GW listrik," ucapnya dalam keterangan resminya, dikutip Jumat (6/10/2023).
BACA JUGA: Indonesia Targetkan Zero Emisi 2060, Jepang pada 2050
Selain dimanfaatkan untuk pembangkit listrik, biomassa juga dapat dioptimalkan melalui program cofiring biomassa untuk Pembangkit Listrik Tenaga Batubara (Coal Fired Power Plant/CFPP) yang sudah ada. Penerapan cofiring telah dilakukan sejak 2020 dengan blending rate antara 1%-15% tergantung jenis boiler serta ketersediaan bahan baku.
"Biomass-cofiring akan diterapkan pada 113 unit PLTU milik PLN di 52 lokasi dengan total kapasitas 18.664 MW, menggunakan berbagai sumber biomassa seperti serbuk gergaji, serpihan kayu, limbah sawit dengan tingkat pencampuran 5-15 persen," jelasnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan tujuan pembakaran bersama biomassa pada PLTU yang ada adalah untuk memenuhi keekonomian penyediaan tenaga listrik, meningkatkan pangsa energi terbarukan dalam bauran energi nasional, mengurangi emisi gas rumah kaca, dan 'menghijaukan' PLTU lebih cepat. "Tahun ini, cofiring akan diaplikasikan di 42 lokasi. Proyek ini dapat menghasilkan 2.740 GWh energi ramah lingkungan dan mengonsumsi 2,2 juta ton biomassa."
Sampai semester I/2023, cofiring telah diterapkan di 36 lokasi dan menghasilkan energi hijau sebesar 325 GWh, yang mengurangi emisi sebesar 321 ktCO2. Total biomassa yang digunakan pada pembangkit listrik tersebut adalah 306 kilo ton.
Dan untuk mendukung pengembangan cofiring, Kementerian ESDM tengah menyelesaikan peraturan menteri tentang penerapan cofiring pada PLTU yang sudah ada.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gowes Tak Lagi Booming, Bisnis Sewa Sepeda di JJLS Bantul Milik Pria Ini Tetap Moncer
- Daya Beli Melemah, LPS Sebut Simpanan Warga di Bank Terancam Tergerus
- Harga Emas Antam Hari Ini 18 Desember 2024 Stagnan, Termurah Rp810.000
- Harga Emas Antam Hari Ini 17 Desember Naik Jadi Rp1.520.000 per Gram
- Libur Natal dan Tahun Baru, AirAsia Siapkan 554.000 Kursi
Advertisement
Jalur dan Rute Lengkap Trans Jogja ke Lokasi Wisata, Cek di Sini!
Advertisement
Wisata Air Panorama Boyolali Jadi Favorit di Musim Libur Natal
Advertisement
Berita Populer
- Hashim Sebut Qatar dan Abu Dabi Siap Bantu Bangun 7 Juta Rumah di Indonesia
- PLN Catat Transaksi SPKLU Meningkat 400 Persen Selama Libur Natal dan Tahun Baru
- Cek Harga Emas Antam Hari Ini 27 Desember 2024, Naik Jadi Rp1,52 Juta per Gram
- Promo Menarik Laptop MSI di Akhir Tahun, Diskon hingga Rp10 Juta
- Tinjau SPKLU Bandung, Dirut PLN Pastikan Seluruh Infratruktur EV Siap Layani Masyarakat 24 Jam
Advertisement
Advertisement